MICHAEL GORBACHEV vs DONALD TRUMP
Trump dan Gorbachev: Dua Jalan, Satu Efek pada Dunia
Sejarah terkadang bergerak bukan hanya oleh mereka yang dianggap bermoral, melainkan oleh mereka yang membuka celah baru dalam percaturan global. Michael Gorbachev di Uni Soviet dikenang sebagai sosok yang dengan niat moral dan keberanian meruntuhkan tembok lama, membuka ruang bagi dunia baru yang lebih transparan. Donald Trump di Amerika, meskipun sering dianggap tidak dapat dipercaya secara moral dan hanya berorientasi pada bisnis, justru tanpa sadar menciptakan efek serupa: membuka jalan bagi lahirnya dunia multipolar.
![]() |
Presisen terakhir Uni Soviet |
![]() |
President terkini Amerika Serikat |
Perbedaannya jelas: Gorbachev bertolak dari idealisme, sebuah moralitas politik untuk membuka Uni Soviet. Trump sebaliknya, lebih mengedepankan kepentingan jangka pendek, nasionalisme ekonomi, dan kebijakan proteksionis. Namun dampaknya justru serupa: Amerika kehilangan posisi hegemon absolut, dan dunia menemukan ruang untuk mengisi kekosongan itu.
Bangkitnya Kekuatan Baru
Cina melangkah dengan penuh percaya diri, menjadi raksasa ekonomi dan teknologi. India, dengan pasar dan demografi mudanya, tampil sebagai pemain kunci. Brazil dan Afrika Selatan, bersama negara-negara ASEAN, mulai membangun jejaring mandiri yang tidak lagi bergantung penuh pada Washington. Dunia secara perlahan bergerak menuju tatanan multipolar, di mana kekuatan tersebar ke banyak pusat, bukan hanya satu.
Masa Depan Amerika
Kini, masa depan Amerika berada di persimpangan. Trump bisa saja dianggap sebagai “Gorbachev ala Amerika”—bukan karena ia bermoral tinggi, melainkan karena kebijakannya yang penuh gejolak justru membuka ruang bagi negara-negara lain untuk tumbuh mandiri. Di dalam negeri, masyarakat Amerika marah dan terpolarisasi. Di luar negeri, dunia belajar hidup tanpa dominasi Amerika.
Sejarah akan mencatat: kadang sebuah jasa besar terhadap dunia justru lahir dari mereka yang tidak berdiri di atas kesakralan moral society. Dunia baru kini sedang terbentuk, dan Amerika harus menerima kenyataan bahwa perannya tak akan pernah sama lagi.
“Dunia multipolar adalah hasil dari dua tokoh yang berbeda: Gorbachev dengan moral reformis, Trump dengan naluri bisnis. Berbeda jalur, namun sama-sama mengubah wajah dunia.”
Gara gara Trump Indonesia juga kena imbasnya, sekarang barang Indonesia kena tarif 19% padahal sudah beli minyak bumi dari sana ya.
ReplyDeleteAfrika, akan menjadi negara maju. akan mengalahkan negara asia tenggara sepertinya
ReplyDeleteJadi, intinya, ambil yang bagusnya, buang yang jeleknya, itu saja ya mas....
ReplyDelete