Wajib tahu: 4 Ironi Blogging di Zaman AI

Sungguh ironis. Dulu, blogging adalah aktivitas yang penuh gairah. Banyak blogger senior menulis tips dengan penuh semangat: "Konsisten menulis artikel!" atau "Minimal satu postingan per hari!" Tapi apa yang terjadi beberapa tahun kemudian?

Blog yang dulu rutin diperbarui... sekarang sunyi. Tidak ada lagi postingan baru. Tidak ada kabar. Hanya jejak arsip digital yang membisu. Pertanyaannya: mengapa?

Ironi blogging di zaman AI

Ironi Pertama: Konsistensi itu Mudah Diucapkan, Sulit Dilaksanakan

Setiap blog yang memberi saran “konsisten menulis” mungkin lupa menyebutkan satu hal: hidup tidak selalu bersahabat. Mood, pekerjaan, perubahan prioritas, dan tekanan hidup bisa melumpuhkan semangat. Konsisten adalah kemewahan yang hanya dimiliki mereka yang punya ruang — waktu, energi, dan fokus.

Contoh nyata: blog legendaris Kompi Ajaib. Dulu begitu aktif dan produktif. Kini? Sudah dijual. Dan kabar memilukan, Mas Adhy — pemiliknya — tengah berjuang melawan kelumpuhan.

Baca postingan saya berikut:

Kompi Ajaib
Ketika Kompi Ajaib Tak Lagi Bersuara

Sebuah kisah menyentuh tentang realita blogger legendaris yang kini menghadapi ujian berat dalam hidup.

Ironi Kedua: Monetisasi Tidak Menjamin Ketekunan

Banyak halaman blog yang sudah menampilkan iklan Adsense, seakan-akan sudah “mapan”. Tapi tunggu dulu — lihat tanggal postingan terakhirnya. Bisa jadi sudah lebih dari 5 tahun tidak diperbarui. Kenapa bisa begitu?

Karena kenyataannya, iklan yang tampil tidak selalu berbanding lurus dengan penghasilan yang cukup. Bahkan banyak blogger veteran memilih menyerah — tidak kuat bersaing, tidak menikmati hasilnya, atau sekadar kehilangan motivasi karena “tak ada yang baca”.

Ironi Ketiga: Mesin Pencari Kini Pilih-pilih

Di zaman algoritma AI dan pembelajaran mesin, artikel dari blog pribadi sulit bersaing. Apalagi sekarang browser seperti Google Chrome sudah menjadi search engine hybrid: mereka langsung menampilkan jawaban singkat di atas hasil pencarian, lalu disusul artikel dari media besar. Blog kecil? Terkubur di bawah.

Keyword (kata kunci) pun bukan lagi jaminan emas. Kini semua topik dan struktur bisa dipetakan oleh AI secepat kilat. Tak heran jika artikel blog tidak lagi naik ke page one seperti dulu, bahkan dengan teknik SEO terbaik sekalipun.

Ironi ke empat: Blogging semakin mudah, margin dan valuenya telah terdistorsi

Di zaman AI, ketika semua orang telah memahami bagaimana menggunakannya dengan tepat, maka kemudahan blogging membuat orang menjadi sulit membedakan mana yang professional dan mana yang amatiran, atau mana yang expert dan mana yang pemula.

Betapa tidak, menulis bisa sangat efektif, terstruktur, kaya dengan gaya pro. Kaya dengan referensi, kaya dengan detail.

Berkat AI, menulis dengan mode HTML yang tadinya adalah pekerjaan expert dan blogger terlatih, kini dapat di lakukan dengan sangat mudah berkat bantuan AI, tidak perduli sesulit apapun tutorial koding, serunyam apapun matimatika dasar, semenyentuh apapun story telling yang dapat berefek kepada psikologi pembaca, dapat di lakukan oleh Ai hanya melalui prompt sederhana dari seorang blogger pemula.

Bahkan AI bisa membuatkan template blog sesuai dengan keinginan dan selera kita.


Solusi: Manfaatkan AI dengan Cerdas

Lalu, apa solusinya agar bisa konsisten menulis di zaman yang serba otomatis ini? Gunakan AI. Ya, jangan ragu, jangan malu. Bahkan media besar kini menggunakan AI untuk menulis naskah, menyunting artikel, hingga menyusun headline. Anda pun bisa melakukannya.

AI bukan musuh, ia hanyalah alat kerja modern. Gunakan untuk membantu menulis cepat, merapikan gaya bahasa, mengecek ejaan, hingga merangkum referensi. Yang Anda butuhkan hanyalah ketrampilan menulis perintah (prompt) yang tepat.

Contoh mudahnya begini:

  • Ketik ke ChatGPT: "Tolong buatkan artikel blog tentang manfaat kunyit untuk kesehatan dengan gaya narasi santai dan logis. Sertakan tag dan meta deskripsi SEO."
  • Setelah hasilnya keluar, edit sedikit agar sesuai dengan gaya pribadi Anda.
  • Lalu minta AI lagi: "Buatkan ilustrasi gaya flat, bujur sangkar, untuk mendukung artikel tadi."

Hasilnya? Tulisan Anda tampak seperti profesional. Cepat, rapi, dan konsisten. Ini bukan curang, ini cerdas.

Dengan AI, Anda bisa menulis meskipun sedang capek, sibuk, atau kehabisan ide. Dan AI kini bukan hanya bisa menulis, tapi juga memahami konteks, menyusun logika narasi, bahkan menyesuaikan tone tulisan dengan target pembaca.


Pertanyaan Umum (FAQ)

Apa benar blogging sekarang sudah tidak menjanjikan?

Tidak sepenuhnya. Blogging masih relevan, terutama bagi yang memiliki niche kuat, gaya penulisan khas, dan loyalitas pembaca. Tapi harus realistis: tantangannya lebih besar dari sebelumnya.

Kenapa saya sulit mempertahankan semangat menulis?

Karena menulis itu pekerjaan mental. Ketika kondisi hidup berubah — tekanan ekonomi, waktu sempit, atau kesehatan terganggu — semangat akan mudah memudar. Dan itu manusiawi.

Apakah AI bisa membantu saya menulis blog?

Sangat bisa. Bahkan AI seperti ChatGPT bisa menulis, menyunting, memberi ide, membuat gambar ilustrasi, dan menyusun template blog. Tapi tetap, Anda yang harus memberi arah.

Haruskah saya merasa bersalah menggunakan AI?

Tidak. AI adalah alat bantu — seperti halnya kalkulator bagi akuntan. Anda tetap penulisnya, AI hanya mendukung efisiensi dan konsistensi. Lagipula, media besar juga menggunakannya.

Apakah harus mengejar monetisasi?

Monetisasi bukan segalanya. Yang utama adalah: apakah Anda menikmati proses menulis? Apakah blog Anda memberi nilai bagi pembaca? Jika iya, hasil materi biasanya akan mengikuti.


Di zaman AI, menulis bukan soal kompetisi melawan mesin — tapi menyuarakan sisi manusia yang tidak dimiliki algoritma.

Comments

  1. Menurutku AI itu bukan 'membunuh' blogger mas, justru malah membawa kita semua naik level. Karena kalau sekedar tulisan biasa, AI pun sudah bisa membuatnya secepat kita. Tapi bagaimana tulisan yang berkarakter, dan punya ciri khas yang istimewa.. itulah yang akan punya value di tengah badai AI ini.

    Sekarang aku nulis gak yang maksain konsisten banget sih. Seminggu bisa 3 tulisan aja udah keren banget. Tapi ya tulisannya juga mesti bagus, gak cuma asal comot aja. Dan aku pun anti sama adsense.. sebab menurutku itu cara monetisasi yang gak efektif. Lebih baik banyakin placement aja, selang-seling sama tulisan organik. Ketimbang adsense yang ngeganggu dan gak jelas pendapatannya itu.

    ReplyDelete
  2. Begitu nasib blog saat ini ya Mas?
    Jadi pilihannya pindah ke sosial media lain - apalagi bagi yang mencari penghasilan - atau tetap ngeblog ke hal yang lebih paribadi - misalnya mengisi blog menjadi semacam diary saja.

    Saya pribadi juga tak tahu sampai kapan akan tetap buka blog,,,

    Salam,

    ReplyDelete

Post a Comment

Cara komentar lanjutan:

💬 Tips Menulis Komentar:
• Sisipkan gambar:
<i rel="image">https://example.com/gambar.jpg</i>

• Sisipkan kode:
<i rel="code">alert("Hello World!");</i>
Kode akan ditampilkan otomatis saat komentar tampil.