Ai: Semakin canggih semakin halu
Kata Ai agamaku benar, ...tapi kata temanku Ai yang sama melalui hapenya bilang bahwa agamanyalah yang benar...??
Para peneliti semakin tidak percaya pada kemampuan AI alias kecerdasan buatan. Dalam pratinjau laporan tahun 2025 tentang dampak teknologi terhadap penelitian, penerbit akademis Wiley merilis temuan awal tentang sikap terhadap AI. Ternyata, para ilmuwan menyatakan kepercayaan lebih rendah terhadap AI dibanding pada tahun 2024, ketika AI justru belum secanggih sekarang.
Awalnya mereka percaya Ai dapat melebihi kecerdasan manusia, namun anggapan ini cenderung menurun di tahun 2025.
Nah mengapa ini terjadi adalah karena beberapa temuan, Ai memiliki dampak halunisasi yang semakin meningkat seiring dengan kecanggihan teknis mereka yang meningkat. Ai di buat seolah untuk menyenangkan pengguna.
Yup, pengguna bisa saja tidak menyadari, bahwa Ai bisa menyesuaikan diri dengan isi pikiran pengguna melalui interaksi yang cukup panjang.
Contoh paling klasik saat seorang bertanya, terlepas dari konteks Ai sebagai entitas kecerdasan tiruan, Ai akan menjawab sesuai dengan keyakinan atau agama yang di anut oleh pengguna, kalau penggunanya kristen, ia akan memihak kristen, kalau penggunanya islam ia akan mengatakan memilih islam, memang Ai tidak berbohong, tapi menjawab sesuai "kebutuhan" penggunanya. Bukan masalah konteksnya, tapi menyentuh sisi psikologis penggunanya.
Akan tetapi masalahnya, pengguna dengan antusias akan membuat konten dalam konteks keyakinannya dan mengatakan agamanya benar kepada publik di media sosial, buktinya AI telah mengakui agama saya sebagai benar secara logis. Padahal pernyataan itu hakikatnya bukan konteks siapa benar atau siapa salah, itu hanyalah terbatas hubungan komunikasi dua arah AI dengan penggunanya agar lebih personal saja.
Nah namun secara umum, secara publik ini kemudian malah menunjukan sisi kelemahan pengguna yang mempercayai AI dan bangga karena keyakinannya di akui oleh Ai menjadikannya konflik yang ambigu secara hubungan sosial terkait dengan keyakinan.
Banyak contoh contoh lain, tapi saya harap contoh di atas bisa mencerminkan apa yang terjadi saat kita terlalu mempercayai AI sebagai sentral informasi psikologis kita.
Comments
Post a Comment
Cara komentar lanjutan: